Rabu, 17 November 2010

Update GKI Humanitarian 16-17 November 2010

Update Tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia

(Tim GKI) 16-17 November 2010

Jogja

16/11/10

1. Tim GKI Jogja mendukung logistik sembako (beras, minyak, gula, makan bayi, susu, ikan asin) serta tikar, karpet, selimut, perlengkapan mandi ke posko-posko pengungsian yang menjadi binaan Tim GKI Jogja yaitu: Adisucipto, Jambusari, Maguwo, Desa Jamuskauman-Kecamatan Ngluar-Kabupaten Magelang, serta tiga pos pengungsian sekitar GKI Gejayan.

2. Tim GKI Jogja melakkan survey ke tempat-tempat pengungsian yang meminta bantuan ke Tim GKI Jogja, yaitu: Sawangan (Dusun Ngger Tengah Lor, Desa Suronalan, Desa Kadisono); Condongcatur (pengungsi dari Desa Mudal, Argomulyo, Cangkringan); Dusun Kutu-sinduadi-sleman (pengungsi cangkringan); barak pengungsi Postulat Novisiat CB.

3. Mengirim tim medis ke tempel-sleman.

4. Tim GKI Jogja mengirim tim untuk rapat dengan Sekretariat Bersama tanggap bencana di Klaten.

5. Tim medis melayani ke Dusun Baturono, pasien kurang lebih 180 org, selain pengungsi juga penduduk datang berobat.

6. Paulus Lie, koordinator Tim GKI Jogja ikut rapat tim kecil yang dibentuk GKR Pembayun di Keraton untuk memayungi dan jalin kerjasama semua LSM/lembaga yang melayani korban Merapi.

7. Rapat dipimpin oleh GKR Pembayun sendiri

8. Selasa sore 16/11/10 diadakan doa bersama di Pos Adisucipto untuk para pengungsi dipimpin Kyai Haji Abdul Muhaimin dari Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kota Gede. Acara dimulai siraman rohani, doa bersama Pdt.Pulus Lie, Kyai Muhaimin dan Ki Suwalji, Ditutup makan malam bersama di mana semua makanan disiapkan pengungsi sendiri.

9. Membantu dan mendistribusikan 200 paket sembako lengkap bagi beberapa kelompok pengungsi yang mulai kekurangan logistik. Termasuk membantu dan mendistribusikan makanan bagi anak-anak di GOR Maguwo Sleman.

17/11/10

1) Rabu pagi pengungsi di Pos Adisucipto mengundang teman-teman mereka dari pengungsian lain untuk memotong 4 kambing sumbangan donatur untuk dibagikan bagi sesama.

2) Seorang anak dirujuk ke rumah sakit Betesda krn sakit, namun setelah check lab dll diijinkan berobat jalan

3) Di barak-barak lain banyak pengungsi nekad pulang, sedangkan di posko Tim GKI Jogja hanya 3 Kepala Keluarga yang ijin pulang.

4) Tim GKI Bungur Jakarta danTim GKI Harapan Jaya – Jakarta bergabung ke Posko Adisucipto dan ikut doa bersama.

5) Tim 10 dokter Ukrida selesai tugas dan pulang ke Jakarta dengan kereta api.

(Paulus Lie)

Wasior

Kutipan dari Kompas.com 16/11/10

WASIOR, KOMPAS.com — Satu bulan berlalu pascabanjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, 4 Oktober lalu, tidak banyak relawan yang masih bertahan di Wasior. Padahal keberadaan relawan masih dibutuhkan untuk memulihkan kondisi para korban banjir bandang Wasior.

Berdasarkan informasi dari Posko Penanggulangan Bencana Wasior, Selasa (16/11/2010), jika jumlah relawan pada minggu pertama dan kedua pascabanjir mencapai ratusan orang, maka kini jumlahnya tidak lebih dari 20 orang.

Dua organisasi yang masih mempertahankan relawannya untuk bertugas di Wasior, yaitu Gerakan Kemanusiaan Indonesia (GKI) dan Palang Merah Indonesia (PMI), menilai bahwa korban banjir masih membutuhkan bantuan relawan, seperti memberi pelayanan kesehatan dan memulihkan kondisi kejiwaan korban.

"GKI sudah ada di Wasior sejak sebulan lalu dan rencananya akan bertahan hingga akhir November karena diperkirakan akhir November ribuan pengungsi di Manokwari akan kembali ke Wasior. Mereka tentunya akan membutuhkan pelayanan kesehatan," kata Hartini Suryadi Soedarmo, koordinator GKI di Wasior.

Enam relawan GKI membantu pelayanan medis bagi korban banjir. Tak hanya itu, mereka juga berperan dalam menyulap Kantor Dinas Sosial Kabupaten Teluk Wondama. Keberadaannya hingga kini sangat vital setelah puskesmas, puskesmas pembantu, dan rumah sakit rusak.

Bantuan mereka sangat berarti saat hampir sebagian besar petugas medis yang bertugas di Wasior meninggalkan Wasior. Trauma mendalam akibat banjir, belum lagi adanya petugas medis yang menjadi korban, membuat mereka belum sanggup menjalani tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

Salah satu petugas medis yang sebelum bencana terjadi sudah bertugas di Wasior, Aswer Warkei (25), mengatakan bahwa sebelum bencana, sekitar 30 petugas medis bertugas di Wasior. Namun, setelah bencana, petugas medis yang bertahan hanya enam orang. Tidak ada satu pun dokter di antara mereka.

"Adanya bantuan dokter dari GKI ditambah dokter dan petugas medis dari puskesmas lain di Teluk Wondama sangat berarti untuk membantu kami," ucap Aswer.

Reported by

Kuntadi Sumadikarya

Tim GKI- Sinode GKI

Tidak ada komentar: